Blogger Template by Blogcrowds

Visual Kei dan Sejarahnya

Sejarah yang melahirkan adanya visaul kei itu sendiri sebenarnya bermula ketika Jepang mengalami perubahan usai perang dunia II. Saat itu ada suatu komunitas yang terbuang ari masyarakat. Komunitas ini tidak hanya berbicara melalui mulut dan tulisan, tapi juga lewat penampilan. Komunitas yang mayoritas adalah kaum adam itu tampil dengan mengenakan berbagai macam aksesoris dan berdandan maupun berperilaku layaknya perempuan. Lewat apa yang mereka pakai, mereka berbicara tentang segala hal. Mulai dari politik, segala under pressure, hingga masalah-masalah psikologis (disadari ato tidak, jika kita perhatikan banyak band J-rock yang membuat lirik lagu dengan orientasi ke arah sana). Namun dengan seiring perubahan jaman, komunitas ini perlahan-lahan mengalami mati suri. Hal ini dikarenakan banyak orang-orang Jepang yang lebih memilih bunuh diri untuk menyelesaikan masalah daripada tenggelam dalam penderitaannya sendiri.



Istilah Visual Kei baru benar-benar ada ketika X Japan mempopulerkannya secara gila-gilaan pada tahun 80-an. Pada saat yang sama, band asal barat - KISS, sedang digandrungi di Jepang. Pada masa ini lah, Visual Kei bangkit kembali namun orientasinya lebih ke arah perfomance di kancah musik cadas. Bahkan terjadi revolusi besar-besaran dalam industri musik Jepang di mana posisi western pada saat itu tergeser engan hadirnya Glam Rock. Setelah X Japan bubar, Visual Kei ini kemudian diwariskan oleh generasi penerusnya seperti Luna Sea, Dir en Grey, hingga Malice Mizer. Band-band tersebut kemudian dikenal sebagai Visual J-Rock band. Dari segi musiknya sendiri mereka berbasis pada aliran Gothic, Punk, Metal, Ballad, Electronica, hingga Rock. Satu hal yang harus diingat, VIsual kei (dan juga J-rock) adalah istilah yang dibuat oleh fanbase, bukan musisinya itu sendiri. Beberapa dari mereka mungkin bakal membantah jika dikatagorikan sebagai ban visual, walaupun di atas panggung mereka tampil visual. Seperti X Japan sendiri, mereka memiliki konsep sebagai ban J-rock yang mengusung rock balla dan speed metal.
J-rock - demikian orang-orang mengenalnya (istilah ini dibuat oleh orang Amerika. Di Jepang sendiri, mereka tidak memakai istilah J-rock) secara harfiah berarti band Jepang yang membawakan musik rock. Sebagai gambaran , mungkin istilah ini bisa sama artinya seperti American Rock, Brit Pop, dan sebagainya. Ketika orang-orang berbicara tentang J-rock, maka mayoritas akan berbicara tentang L'arc~en~ciel, GLAY, atau sejumlah band major lainnya yang sudah cukup punya nama. Namun sejak Visual Kei ikut dikategorikan ke dalam musik J-rock, mulailah banyak pertanyaan dan konfrontasi yang muncul i kalangan para fans, yang mempertanyakan, "Visual Kei itu sebenarnya apa?". Kenyataannya Visual Kei adalah gaya visual yang igunakan oleh sejumlah J-rocker di Jepang. Dan semua J-rocker yang mengadopsi Visual Kei dalam berpakaian mereka disebut sebagai Visual Band. Visual band itu sendiri karakternya lebih 'dark' dari musik J-rock yang mainstream.


Bicara mengenai style, pada umumnya Visual Kei memadukan gaya-gaya yang Fetish, Gothic, Cyber, hingga Glam. Para J-rocker biasanya tampil dengan make up serba pucat, tatanan rambut yang memadukan unsur wild, kolaborasi warna, dan tampil dengan kostum-kostum yang merefleksikan abad ke-17, yang biasa disebut-sebut sebagai gothic lolita. Walaupun mereka tampak feminin, bisa dipastikan 99% dari mereka adalah pria, kecuali Kana yang merupakan J-rocker wanita. Kana memiliki gothic lolita style (dan selalu membawa boneka panda). Ia juga suka merubah gaya rambutnya untuk dicocokan dengan warna bajunya.


Nampak sudah menjadi tradisi secaraturun menurun, jika Visual Kei yang paling 'liar' dikuasai oleh komunitas-komunitas ban-band indies. Hal ini terbukti jika kita memperhatikan perkembangan band indies yang ada di Jepang dari tahun ke tahun. Sebagai contohnya Luna Sea, L'arc~en~ciel, dan GLAY. Pada masa indies , merka menunjukan identitasnya melalui musik dan penampilan visual.



Kini, Visual Kei bukan lagi dianggap sebagai sekedar style, namun sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Penganut Visual Kei ini biasanya menjalani kehidupan sehari-hari dengan berpakaian yang seperti itu, dan mereka suka mengadakan gathering di suatu tempat dan melakukan berbagai aktivitas seperti piknik di taman, berfoto, dan lain sebagainya. Sebagian juga ada yang mulai membuat band indies dan tampilan di sejumlah clube house dengan mengrdarkan hasil karyanya secara underground (bahkan ada yang dibagikan secara cuma-cuma).

Bertahannya Visual Kei hingga saat ini tentu tidak lepas dari karakter orang Jepang yang cuek, namun ekspresif, Bukan hal yang aneh lagi jika melihat seorang peria berdandan seperti wanita. Malah mungkin sebaliknya, mereka akan berkata "Sugoii!". Visual Kei kemudian merambah ke negara sekitarnya, seperti Korea dan Cina. Di Indonesia sendiri, influence Visual Kei sudah ada sejak tahun 2000. Walu masih belum banyak, namun komunitasnya sudah ada. Sebagian besar dari mereka adalah penggrmar J-rock yang sering berkumpul bersama jika ada festival-festival band, atau mengadakan gathering khusus di tempat-tempat umum. Ada pula yang membuat band ber-'style' J-rock dan mengadaptasi Visual Kei dari band-band favoritnya. Maraknya Visual Kei di Indonesia dipelopori oleh sejumlah komunitas yang senag mengadakan gathering sambil cosplay.

Older Posts